Selasa, 22 Maret 2011

Manejemen Hidup Rasulullah

Hart seorang sejarawan Barat menyatakan Muhammad Saw sebagai manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Kecerdasan yang berpangkal pada kejujuran menjadikan beliau canggih ketika berkomunikasi dengan para pemimpin, sahabat dan pengawas. Catatan penting darinya ialah kemampuan memahami bahasa yang digunakan orang lain. Dengan pola pengaturan memindahkan pikirannya pada sudut pandang yang digunakan oleh lawan bicaranya. Ia berhasil menunjukan perhatiannya yang mendalam pada perasaan dan pemikiran diluarnya. Sehingga seni mendominasi diberlakukannya pada orang yang diajak bicara, walaupun beliau sendiri hanya sedikit dalam berbicara. Khas Muhammad Saw sebagai pendengar yang baik dalam bahasa diam yang aktif. Dimana saatnya ia bicara, tidak ada yang tidak mendengarkan. Berkaitan dengan manejemen hidupnya, disini saya akan menguraikan singkat dari apa yang menjadi gambaran sedikit dari kehidupannya.

Muhammad Saw : Suatu Catatan Kehebatan Sejarah

Jika kita telusuri lebih dalam kehidupan Muhammad. Kita akan menemukan manusia jujur yang paling mampu mengembangkan diri dan mengatasi persoalan dengan luar biasa. Yatim Piatu diusia kanak-kanak, membuat Muhammad kecil berpikir melakukan langkah ekonomi secara keras. Ia menjadi seorang penggembala, mencari kayu bakar, buruh batu dan pasir, serta bekerja serabutan untuk penduduk mekah. Sehingga memasuki usia muda, Muhammad sudah menjadi pengusaha yang tangguh.

Dilihat dari sisi keluarga, Muhammad memerankan suami yang bijaksana, ayah idaman, kakek teladan dan mertua yang penuh perhatian. Ia menjahit pakian sendiri yang robek pun menyapu rumah tanpa menyuruh istrinya. Suatu gambaran yang menunjukan keteladanan manusia terutama laki-laki. Adapun dilihat dari manejemen dakwah. Kita telah melihat tidak kurang 1,3 Milyar orang tersebar diseluruh penjuru dunia. Muhammad mampu mengarahkan makna dan tujuan hidup sampai akhir hidup. Dengan member kesadaran kebebasan beragama juga. Beliau menciptakan suasana rukun dan toleransi dengan agama lain.

Muhammad juga dikenal sebagai pemimpin nomer wahid secara sosial politik. Sejarah telah menulis masyarakat madinah yang komplek dan heterogen dibawah pimpinannya. Ia tidak sekedar memimpin Muhajirin dan Ansar dari kalangan muslim. Namun juga mengondisikan kalangan munafik, paganism, yahudi dan nasrani. Ia sangat kuat dalam berdiplomasi dengan pemimpin jazirah Arab. Selain itu prestasinya dibidang hukum. Mahkamah Agung Amerika Serikat (Supreme Court) telah member pengakuan sebagai satu dari 18 Law Giver terbesar sepanjang sejarah bersama Hammurabi Julias Caesar. Bahkan seharusnya perlu diakui ia mampu menempatkan hukum terbaik, dimana Hukum Islam mencerminkan sifat yang menyeluruh, mengedepankan kemaslahatan, unsur pertahapan, ‘tidak memberatkan’, fleksibel, moderasi dan adil.

Catatan lain, Muhammad juga seorang ahli strategi militer. Selama 10 tahun ia mampu mempertahankan kedaulatan Islam. Ia memimpin langsung 9 perang besar dan mengatur 53 ekspedisi militer. Namun interaksi militer yang panjang dan dahyat itu hanya memakan korban jatuh 379 jiwa saja. Jauh jika dibandingkan misalnya dengan Perang Dunia I yang memakan korban 15.323.100 jiwa. Disini kita bisa melihat, Muhammad mengajarkan strategi yang diawali dengan musyawarah, hati-hati, tidak mudah marah, bersikap adil pada semua pasukan, mengapresiasi yang berprestasi dan meminalisir jumlah korban. Beliau berprinsip perang hanyalah menyingkirkan sebagian orang yang menjadi penghalang kebenaran.

Terakhir yang perlu saya kemukaan disini adalah bahwa Muhammad merupakan Sang Maha Guru Peradaban Dunia. Meski beliau tumbuh dilingkungan yang minim praktek baca tulis, Muhammad ialah seorang pembelajar yang cepat. Ia melihat pasar, kawan-kawannya, dan alam. Sekaligus ia mengajarkan bahwa ilmu dan urgensinya ialah untuk mencapai kebahagian dunia akhirat. Menurutnya proses belajar efektif ialah dengan “heolistic learning method”. Dimana kita memerlukan scanning dan leveling, active interaction, dan learning condition. Dan akan membuahkan hasil jika story telling, analogy & case study, body language, self reflection, focus & poin basis dan affirmation dan repetition.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar