Selasa, 22 Maret 2011

Kepemimpinan Ide

Kita sedang pada suatu pemahaman bahwa kinerja manusia, mesin, dan komputer tidak lagi terbatas. Dimana kecanggihan mengarah pada dua titik ekstrem, diantara era kinerja atau era baru keterbelakangan. Kinerja terjadi ketika produktifitas yang semakin cepat. Sedang kerterbelakangan terjadi ketika kita mulai mengkonsumsi apa pun yang kita hasratkan secara berlebihan. Era bangkitnya mesin-mesin ternyata diimbangi oleh era kejatuhan umat manusia. Ada keajaiban sekarang, pun mengajak pada era berakhirnya waktu.

Sekarang kita melihat lautan informasi, media dan komunikasi sehingga kita dapat melintasi negara, kepercayaan, kelas sosial ekonomi, dan disiplin ilmu. Dengan sederhana kumpulan sejarah, pengetahuan, dan kebijaksanaan manusia di ujung jari kita. Pada titik ekstrem ini, kita akan dihadapkan pada era kebebasan atau era kebingungan. Pun media memunculkan era gagasan atau era propaganda. Sedang komunikasi pada masa era masyarakat network atau era individualisme.

Pada dua fenomena pembentuk diatas, saya mengajak untuk bagaimana kita menanggapi situasi didepan. Tekanan Ghozwul Fikri jelas akan senantiasa massif pada masa kini. Oleh karena itu untuk tidak reaktif kita mesti merekayasanya dengan sangat cerdas. Jika kita membaca terutama saatnya bergulirnya era reformasi tahun 1998. Maka kita bisa melihat keran demokrasi membuka wacana apapun untuk dinikmati manusia tanpa batas  secara positif maupun negatif. Dan melemahnya Gerakan Mahasiwa pasca reformasi menjadi catatan tersendiri bahwa harus ada yang mampu mengambil peran dalam mempercepat momentum perubahan (perbaikan) sekarang ini.

KAMMI sebagai wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan Negara yang Islami, memiliki peluang besar untuk mengambil peran dominan. Logika sederhana, kepemimpian yang kita tawarkan sebagai strategi perjuangan pasti bermula dari sebuah ide. Seperti halnya perang yang memusnahkan milyaran manusia terjadi karena keluarnya ide dari manusia yang mencintai perang. Oleh karenanya KAMMI akan cepat memimpin negeri Indonesia dengan kepemimpinan ide terlebih dahulu. Hal ini perlu disadari oleh segenap kader KAMMI bahwa untuk membumingkan ideologi dan menginspirasi Indonesia, kita mesti banyak berpikir dan mewujudkan pikiran kita. Sehingga kita bisa terdepan menjawab permasalahan negeri ini. Termasuk pada gerakan mahasiswa, sudah menjadi kemestian KAMMI sebagai pemimpinya. Gerakan struktural dan kultural yang dilakukan KAMMI ialah sosialisasi ide-ide perubahan yang mampu diimplementasikan. Dengan penguatan kaderisasi, penguatan komisariat sebagai basis pencerdasan mahasiswa di kampus, pengendalian terhadap wacana publik pada skala kecil maupun besar, penguatan jaringan serta dukungan masyarakat. Kepemimpinan ide KAMMI menjadikannya Pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar